Menemukan keluarga baru, Homestay Jati Diri

Let me go home
I’m just too far
From where you are
I wanna come home 
Michael Buble, Home

Sepenggal lagu diatas menginspirasi saya untuk mengulas homestay yang berasa rumah serumah rumahnya #halah

Masih kisah di Gombong

Pergi ala backpacker tapi sewa penginapan? kenapa gak nenda?

Mungkin itu jadi pertanyaan sebagian orang. Saya bersama kawan-kawan memutuskan menyewa homestay karena mengingat perjalanan Goa Barat yang memakan waktu seharian, dan setelahnya membutuhkan tempat istirahat yang layak. (sebenernya karena ga tau mau nenda dimana dan lagi ga mau ribet aja :p ).

Pagi itu kami tiba di Desa Jatijajar, tak jauh dari terminal yang juga Objek Wisata Goa Jatijajar, tampak seorang paruh baya sedang menyapu halaman rumahnya.
Saya memperkenalkan diri, dan ternyata beliau adalah pemilik satu-satunya homestay berijin di kawasan ini, ya, homestay Jati Diri milik Bapak Kamali.

???????????????????????????????

Objek Wisata Goa Jatijajar

??????????

Petunjuk cukup jelas

??????????

Rumah utama, homestaynya disebelah

Terdapat sebuah rumah utama nan asri yang masih kental dengan suasana pedesaan, dan ada bangunan seperti paviliun disampingnya, terdiri dari 3 kamar standar, 1 kamar AC, mushola dan 2 kamar mandi, inilah tempat kami menginap selama di Gombong.

??????????

tampak dari depan 

??????????

ini apa ya, semacam ruang tengah dan mushola

??????????

penampakan kamar nya

Rumah singgah (homestay ya bahasa gaul nya) ini mematok tarif Rp. 15.000/malam/kepala. Sistemnya udah kaya cottage di Indonesia timur sana, tetapi tarifnya, jauh dong 😀

Sambutan hangat Bapak Kamali beserta istrinya pagi itu cukup hangat, kami disediakan sarapan (makan selama menginap bisa riquest ke ibu dengan menu dan tarif yang beragam, ketimbang beli di Objek Wisata kan mahal)

??????????

contoh menu rumahan ala ibu , enaak loohh

Malam itu kami disuguhi kesenian asli Gombong, kentungan apa kentongan ya, lupa *maafkan* hehe,, meskipun lelah, kami antusias mendengarkan bahkan merikuest beberapa lagu dan akhirnya nyawer :p

IMG_8979

kesenian kenthungan

??????????

anak-anak sekitar homestay

Rumah bisa jadi di mana pun, selama kamu menemukan rasa nyaman, rindu, dan merasa ‘pulang’.

Ya, kutipan diatas cukup mewakili homestay yang hangat ini. Saya akan rindu untuk “pulang” kesini. Sekedar melepas penat untuk menikmati suasana pedesaan yang jauh dari hiruk pikuk kota.

Bahkan di Gombong ini saya tak menemukan ATM. Saya juga gak nanya sih karena memang sudah persiapan uang cash.

Terima Kasih Bapak Kamali, sampai bertemu di lain kesempatan.

??????????

foto keluarga

Noted :
* 1 kamar berisi 2 kasur dan 1 kipas angin , idealnya diisi 4 orang,  kalo rela tiduran kaya ikan  bisa sampe 6 orang 😀

* terdapat sebuah ruangan terbuka di depan mushola, yang bawa sleeping bag bisa tidur disini.

* Tarif penginapan Rp. 15.000/malam/kepala, dan bisa menyediakan menu makanan (tergantung selera, duit, amal dan nasib tentunya hihihi)

* Lebih disarankan makan di homestay karena makanan di Objek Wisata Goa Jatijajar hanya ada angkringan dan lainnya mahal..

* Jaga jati diri anda jangan sampai tertinggal di homestay ini :p

* Untuk Kontak Bapak Kamali : 0853-8592-1523

Merdeka di Goa Barat

Berawal dari Majalah Tempo tentang 100 surga tersembunyi di Indonesia, mata saya terhenti di halaman ” Goa Barat, Kebumen” (ya karena yang lain diluar Jawa semua, ujung2nya bicara saldo yang menentukan -__-*). Keindahan air terjun dalam goa, begitu singkatnya.

Ketika semarak hari kemerdekaan tiba, pertanyaaan yang akan muncul adalah “merayakan kemerdekaan dimana?”. Sebagian orang sudah tentu memilih naik gunung dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih di puncak sana. Atau, ada juga sebagian orang memilih ” ngibarin bendera Merah Putih di bawah laut”. Hemm, sadar akan kemampuan mendaki yang minim, dan di Cirebon tak ada laut yang mumpuni, maka muncul ide menjadikan Goa Barat sebagai destinasi libur hari kemerdekaan.

 

??????????

bersama komunitas

 

IMG_8929

berjalan menyusuri sawah

 

Saya bersama teman dari @CRBbackpacker dan @BPIJabodetabek bersiap caving ( susur goa) dipandu Pak Yadi yang menceritakan sejarah Goa Barat yang dahulunya kelam.

???????????????????????????????

Pak Yadi menjelaskan sejarah Goa Barat

 

??????????

di salah satu rumah warga, pasang perlengkapan caving

Berjalan menyusuri sungai, naik turun bebatuan goa, hingga merayap pun kami alami. Ya, track nya cukup ekstreme.

IMGP2856

pake masker, bau eek kelelawar

 

??????????

start caving guys

 

??????????

awas kepala

 

???????????????????????????????

guide yang sabar membimbing kami

 

???????????????????????????????

tetep eksis

 

???????????????????????????????

foto dulu biar ga kehilangan momen

 

Jarak tempuh hanya 2km, tetapi medan yang dilalui cukup menguras tenaga, gak kebayang kan kami bisa makan siang dalam goa yang gelap dan bau eek kelelawar 😀

???????????????????????????????

ketinggian air beragam

 

IMGP2950

eksis di bebatuan yang indah 🙂

 

IMGP2959

lanjut perjalanan, ini baru separuhnya

 

???????????????????????????????

merayap menaiki batuan ini

 

???????????????????????????????

makan siang dgn muka udah ga karuan

 

???????????????????????????????

hati-hati menuruni track

 

IMGP2990

naik lagi , merayap lagi

 

IMGP2975

merayap lagiii

Tetapi semua lelah terbayar ketika mata tertuju pada air terjun setinggi 32m ,dan suara gemuruh air yang jatuh. Sungguh seperti laguna dalam goa, sangat indah.

IMGP2989

misi mengibarkan Merah Putih

 

Saya dan teman-teman tak lupa, mengibarkan Sang Saka Merah Putih di dalam goa. Meskipun tak ada upacara karena kami sudah kedinginan dan kelelahan, namun semangat nasionalisme tetap ada. Indonesia, alam mu sungguh indah jika hanya dipandangi. Maka, pergilah menuju jauh.

Tak ada foto yang cukup baik karena arus air sangat kencang dan kamera kami tak mendukung untuk foto ,saya mengambil foto yang menginspirasi saya, dari Majalah Tempo. Seperti ini air terjun yang kami lihat.

 

tempo

Air terjun dalam goa yang indah by Tempo

Dalam perjalanan pulang, saya hanya ingin cepat sampai di mulut goa dan melihat cahaya matahari. Dan saya bersyukur, Tuhan, terima kasih saya diberi indera penglihatan yang berfungsi.

Berada 7 jam dalam goa, tangan kami keriput, muka pucat, tapi rasa syukur tak henti terucap. Alhamdulillah, semua sampai dengan selamat.

IMG_8938

muka-muka kuyu kelelahan

 

IMG_8940

sudah tak mampu berjalan, diangkut mobil bak :))

 

Untuk kelas pemula, kami termasuk bukan peserta yang cengeng, dari perkiraan waktu 6-8 jam, kami menempuh caving ini selama 7,5 jam.

Jadi, siapa berikutnya yang bernyali menaklukkan ekstremenya  Goa Barat??

 

Noted :

* Goa Barat terletak di Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen.
( Gombong).

* Jika menggunakan KA ( Kereta Api) dari Jakarta, berhenti di st.Gombong , dilanjut minibus Rp. 8000 menuju Desa Jatijajar (berhenti tepat di depan Goa Jatijajar +/- 45 menit)

* Jika menggnakan KA dari Bandung, kereta berhenti di st. Kroya, dilanjut minibus ke Gombong.

* Satu-satunya homestay berijin adalah milik Bpk. Kamali ( Homestay Jati Diri) dgn tarif Rp.15.000/malam/kepala. Makanan pun bisa disediakan dengan tarif Rp.10.000/orang untuk menu nasi+ayam+sayur, dan Rp. 7.000/orang untuk menu nasi+telor+sayur (tergantung amal dan selera hehe :p )

* Sewa perlengkapan (helm, headlamp, sepatu) Rp.30.000 sudah termasuk biaya Guide. Disarankan membawa headlamp dan senter pribadi untuk cadangan. Siapkan kaos kaki selutut dan sarung tangan agar tak tergores batuan goa, dan masker untuk menghindari bau eek kelelawar.

* untuk dokumentasi disarankan membawa kamera waterproof.

* Kontak homestay Pak Kamali 0853-8592-1523
* Kontak Goa Barat Pak Yadi 0813-2712-0420

Weekend di Pulau Biawak

DSC_0136

 

Juli tahun lalu, saya bersama teman saya hendak mengisi weekend menuju Pulau Biawak. Plan sudah matang, dan malam itupun kami berkumpul di meeting point. Apa mau dikata jika alam sudah  bicara, nelayan yang hendak membantu menyebrangkan kami memberi kabar, cuaca buruk di laut karena angin kencang. Pupuslah sudah rencana liburan kali ini. Sampai seorang teman yang merencanakan dari 2010 hendak menjadikan Pulau Biawak salah satu dari daftar blacklist, karena berapa kali mengalami kegagalan untuk trip kesana.

Pulau Biawak

Dermaga Pulau Biawak

Waktu pun berlalu, akhirnya keinginan itu kembali muncul. Dengan menghubungi beberapa teman, saya dan rekan saya mengadakan open trip dengan kuota 20 orang. Survey pun kami lakukan, dan bertemu langsung dengan nelayan lokal yang menyediakan jasa penyebrangan ke Pulau Biawak. Singkat cerita kamipun menyepakati harga dengan catatan nelayan tsb tidak mau terima DP sebelum memberi kabar cuaca bagus.

Taraa,, dan rencana semakin matang, hari demi hari kami terus berkomunikasi dengan nelayan tersebut mengenai cuaca. Cuaca bagus mbak. Bisa nyebrang. Makin girang kami.

Tetapi tanpa diduga, tepat H-2 keberangkatan nelayan tersebut memberi kabar cuaca buruk dan tidak menyanggupi untuk menyebrang. Huff,, apakah semisterius itu Pulau Biawak?? Gagal lagi?? :((

Tapi Tuhan berkehendak lain, the power of Google akhirnya kami menemukan kontak Pak Tasid,malam itu kami menghubungi beliau, beliau mengatakan cuaca bagus, dan mau menemani kami menyebrang. Dan lagi2, hikmah kami dapat.. Harga kapal lebih murah, lengkap dengan sewa life jacket , perijinan dan jasa masak.

Finally, Sabtu dini hari kami pergi dari Karangsong , Indramayu ditemani Om Wawan ( Om Igun) dari Asosiasi Fotografer Indramayu. Perjalanan kami sempat terkendala perahu yang tersangkut pukat harimau, oli yang kurang.. Ada yang tak biasa dari perjalanan ini, yaitu menikmati sunrise ditengah laut!! Dan setelah hampir 5 jam terombang ambing di laut, kami melihat Pulau. Yeeyy,, Biawak Island, I’m coming..

IMGP1455

Sunrise Laut Jawa

 

 

IMG_0454

Homestay

Setelah disambut oleh Pak Subur sebagai penjaga pulau,dan kami menyimpan barang-barang kami di homestay, kami beranjak ke Pulau Gosong. Ya, spot disini lumayan bagus untuk snorkeling. Pulau Gosong konon dahulunya lebih luas dari Pulau Biawak, hanya saja karena eksploitasi Pertamina, Pulau ini rusak. Kami melakukan snorkeling disekitar pulau dan harus cukup berhati-hati karena banyak terdapat bulu babi disini. Eksplore Pulau Gosong selesai, waktunya kembali ke Pulau Biawak untuk makan siang. Dan, saya menghabiskan waktu dengan tidur karena lelah. Haha. Ketika kami tiba di Pulau Biawak, keadaan surut sehingga kami harus berjalan kaki menuju dermaga.

IMG_0362

Pulau Gosong

IMG_6911

View dari kapal (bukan kaki saya hehe)

IMGP1579

Underwater Pulau Gosong

 

IMGP1574

ikan ikaann

 

DSC_0245

pulau gosong *photo by om igun

 

 

Makan siang sudah siap.. Dan kami makan siang ditemani beberapa ekor biawak yang jinak ( sudah terbiasa bertemu manusia) , tapi harus tetap berhati-hati karena kibasan ekornya cukup berbahaya. Terdapat ribuan ekor biawak di dalam hutan, tetapi pada dasarnya mereka takut manusia, ujar Pak Subur.

IMG_0405a

Makan siang

 

Dikarenakan di pulau ini tidak ada signal (provider apapun), dan listrik pun ada mulai pukul 18.00 dari mesin diesel, kami banyak menghabiskan waktu untuk eksplore pulau. Kegiatan yang bisa dilakukan yaitu mengunjungi makam Syeh Syarif Khasan, melihat sumur warna, mengelilingi hutan mangroove, berfoto dengan biawak, bermain dan bersantai.

IMG_6795

hunting foto biawak :))

 

IMG_6806

santai… *photo by dinar*

 

???????????????????????????????

sebagian dari kami main kartu UNO

Sebagian dari kami menyusuri sisi pulau yang surut siang itu

IMG_6714

sisi pulau ketika surut *photo by rene*

 

IMG_6694

jelajah hutan bakau *photo by rene*

 

Sore menjelang, saatnya hunting sunset. Yeah, cuaca cukup cerah (panas) hihi.. Sebagian ikut nelayan memancing ikan untuk santap malam, yeyeye barbeque ikan.. Syukur sore itu kami dapat pemandangan menakjubkan, suset yang nyaris sempurna, sayang matahari sedikit tertutup awan.

 

CIMG2393

sunset dari dermaga

 

CIMG2400

sunset dibalik pulau

Ada sebagian dari kami yang menaiki mercusuar pada sore hari. Karena saya masih boatlag, baru sampai lantai 5 saja sudah pusing. Saya memutuskan besok pagi naik ke mercusuar (dipaksa, aslinya saya takut haha). Tak banyak aktifitas di malam hari, malam itu kami habiskan dengan barbeque ikan. Dan menghabiskan waktu di dermaga untuk melihat ribuan bintang. ya, di kota mana bisa liat yang beginian 😀

 

IMG-20140403-WA005

malam di dermaga *photo by louis

 

Minggu pagi , kami berencana snorkeling di dekat dermaga, tapi apa daya, angin cukup kencang. Akhirnya kami memutuskan menaiki mercusuar sesuai janji kemarin haha, dan, melawan rasa takut, saya berhasil sampai puncak.

IMG_0459

mercusuar ini sama dengan di P.Lengkuas

 

???????????????????????????????

tangga mercusuar setinggi 100m

 

IMG_7228

view dermaga dari puncak mercusuar

 

IMG_0494

pegangan karena takut :))

 

IMG_7237

hutan purba *photo by louis*

 

Dan sebagian dari kami, ada yang berkeliling ke belakang pulau yang merupakan hutan belantara. Sayang, ada resort tak terurus disini.

IMG_6897

kak louis nyekermen *photo by rene*

Hujan menghiasi pagi itu, kekhawatiran akan tidak bisa pulang muncul. Sebagai nelayan yang berpengalaman, Pak Tasid menenangkan kami ” ini tunggu angin lewat saja mbak” ujarnya. Fiuuhh,, legaa.. Sembari menunggu angin reda, kami melakukan packing ulang. Dan berpamitan pada Pak Subur ” yah, bapak sendirian lagi dong” ucap beberapa anak. Singkat cerita kami berpamitan dan menaiki kapal menuju Indramayu.

 

DSC_0681

photo sebelum pulang *by om igun*

 

Perjalanan pulang slama 5 jam di laut pun kami lalui.

Kesunyian di Pulau Biawak akan kami rindukan ketika kembali ke hiruk pikuk kota.

Dengan terbatasnya transportasi menuju kesana, kami berharap, biarkan Pulau Biawak tetap menjadi misteri dan surga tersembunyi.

 

Notes :

* Perjalanan dilakukan Maret 2014

* Perjalanan Cirebon-Karangsong ditempuh dengan elf, bisa carter dgn    biaya Rp.300.000 kapasitas 15orang

* Sewa kapal kapasitas 10 peserta ( 15 dgn ABK) Rp.2-2.500.000

* Perijinan Rp. 100.000 ( bisa minta tolong nelayan untuk mengurus)

* Homestay Rp. 200.000/ malam kapasitas 15-20 orang

* Bekal makanan sebaiknya dibawa dari Indramayu berupa bahan mentah, bisa request BBQ ikan (beli di nelayan), gas dan air minum bisa disediakan nelayan, dan bisa di masak oleh nelayan, biaya tersebut diluar sewa kapal ( jasa masak, gas, ikan dan air minum)

* tidak ada warung apalagi atm

* tidak ada signal (provider apapun)

* listrik hanya ada pukul 18.oo – 06.00 (sebenernya jam 2 pagi juga udah mati -_-)

* perlu bawa sleeping bag, dan lebih seru tidur di dermaga atau tepi pantai

* tidak ada penyewaan alat snorkeling, lebih baik membawa sendiri

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mimpi yang menjadi nyata, Bromo

SAM_1001

Hampir setahun merencanakan perjalanan ke Bromo, tetapi belum menemukan waktu yang pas. Terlebih lagi, belum pernah melakukan perjalanan jauh tanpa bantuan orang yang pernah mengetahui tujuan kami. Hampir mengubur impian ke Bromo, tetapi suatu sore, pesan singkat melalui bbm dari teman saya ” Anne, ke Bromo yuk, tanggal segini, ikut sama agen dr  Jakarta”. Tanpa pikir panjang, saya mengiyakan. Ini pertama kali pula saya menggunakan jasa travel agent.  It’s oke lah, yang penting nyampe Bromo… Perjalanan Cirebon – Malang ditempuh selama 14 jam. Karena perjalanan malam, saya lebih banyak tidur di kereta. Lha wong gelap, mau liat apa, daripada ada yg tiba-tiba nongol di jendela. Hih, horor.

Stasiun Malang

Stasiun Malang

Sampailah di Kota Malang.. Berasa butuh bokong baru ya menempuh 14 jam perjalanan. haha..

Sambil tunggu jemputan, saya sempat jalan ke Balaikota Malang yang tak jauh dari stasiun. Terdapat Monumen Juang 45.

SAM_0829

Monumen Juang 45

Selain itu, kita bisa menikmati view bunga teratai yang cantik yang terdapat di sekitar Monumen Tugu sambil mengabadikan momen disekitar Balaikota Malang.

 

SAM_0840

Balaikota Malang

SAM_0849

Monumen Tugu

SAM_0844

Alun-alun Bundar

Perjalanan dilanjutkan menuju Desa Gubuk Klakah , ditemopuh kurang lebih 60menit dari stasiun. Hari pertama saya habiskan bermain rafting di Sungai Amprong.

SAM_0856

prepare rafting

Malam pun tiba, udara dingin Malang membuat saya sedikit sulit tidur. Jam menunjukkan pukul 00.15 ketika saya terbangun, saya bergegas untuk bersiap menuju Penanjakan Bromo. Tak lama setelah menunggu Jeep datang, perjalanan menuju Bromo dimulai. Bahagia rasanya bisa sampai ke destinasi impian. Apa yang didapat selama perjalanan? Gelap? Sudah pasti. Tetapi ketika melewati salah satu daerah , mungkin Tumpang , saya melihat hamparan kabut. Terjadi perdebatan apakah itu kabut/ danau.

Bromo semakin dekat

Bromo semakin dekat

Dan ternyata setelah semakin dekat, ternyata itu hamparan kabut. Dan Jeep kami pun bergerag di bawah kabut itu. Amazing. Perjalanan menembus dinginnya malam selama 4jam terbayar. Saya menuju Seruni point untuk hunting sunrise. Seperti namanya, penanjakan, jalan menuju Seruni point pun menanjak.Yang ga kuat dan punya uang bisa sewa kuda. Oh iya, disarankan pake masker, mengingat kuda2 disini ga mau pake celana, jadi mereka pup dimana-mana. Hihihi.Pagi itu berkabut, dari atas, nampak seperti lautan. Sempat ragu karena semalan hujan. Tapi Allah memang adil, jauh saya pergi ke Bromo, diperlihatkan lah semburat warna di langit pagi itu. Subhanallah.

mimpi saya menjadi nyata, sunrise yang cantik

mimpi saya menjadi nyata, sunrise yang cantik

Subhanallah.. Indahnya ciptaanMu. Saya bersyukur diberi kesempatan melihat lukisan Tuhan yang indah. Selama di penanjakan, banyak turis asing datang ke Bromo dengan cara backpacker maupun traveller. Apapun cara mereka, sudah tepat mereka datang ke tempat ini . 🙂

Bromo, dgn Mahameru

Bromo, dgn Mahameru yang eksotis

Gunung Batok

Gunung Batok

Pukul 8.00 saya menuju Kawah Bromo. Ternyata butuh perjuangan menuju puncak, ya, memang, mencapai sesuatu harus dengan pengorbanan. Lgi, yang ga kuat jalan dan punya duit, bisa sewa kuda disini. Hampir 1 jam berjalan, sampailah saya di puncak Gunung Bromo.

Kawah yang cantik

SAM_1022

view sekitar kawah

Lanjut, saya diajak ke Savana atau lebih dikenal dengan bukit Teletubbies. Hemmm, kenapa tokoh luar negeri yang nempel disini namanya.. Daripada mikirin nama, saya akhirnya berjalan di sekitar savana. Saat itu savana maupun bukit sedang hijau, lain cerita jika datang kemari saat kemarau. Savana akan menguning, dan akan ada badai pasir di sekitar Kawah. Tetapi menurut beberapa teman, sunrise paling cantik ya saat kemarau. Hmm,, bisa jadi pilihan nih temans 🙂

Savana yang menghijau

Sejelek apapun kameranya, hasilnya akan bagus 🙂

SAM_1057

narsis dikit :))

Perjalanan pun selesai. Saya kembali ke Kota Malang, mampir ke toko oleh-oleh di dekat stasiun dan kembali ke kota Cirebon. Tak henti saya mengucap syukur diberi kesempatan menginjakkan kaki di salah satu destinasi terbaik di Indonesia. Mimpi yang terwujud. Dan sampai saat ini, saya masih merasa saya mimpi pernah ke Bromo..

Note :

Perjalanan ke St. Malang bisa menggunakan KA MAtarmaja (ekonomi AC dengan tiket Rp.65.000 ,jika masih dapat subsidi :p )

Malang-Probolinggo bisa menggunakan bus dari terminal.

Menuju Bromo bisa melalui kota Malang atau Probolinggo. Jika menginap di Probolinggo ,  menurut pengakuan teman saya, view disana menakjubkan. Banyak homestay disewakan sekitar Bromo. Mulai daari RP.150.000;

Sewa jeep sekitar Rp. 500.000; kapasitas 5-6 orang. Bisa share cost dengan wisatawan lain biar lebih murah. Jika ingin lebih murah disarankan sewa hartop/ jeep terbuka dengan kapasitas 10-15 orang.

Kawasan Kota Tua Jakarta

DSC_1093

 

Aji mumpung.. Ya. itulah yang saya lakukan. Selesai meeting tahunan di salah satu hotel di Jakarta, saya memutuskan tidak pulang bersama kawan lainnya. Singkat cerita, saya bersama kawan saya yang bela-belain nyusul dari Cirebon ke Jakarta memutuskan akan menghabiskan waktu di Kawasan Kota Tua Jakarta. Dari stasiun Gambir kami menuju stasiun Juanda, naik KRL menuju stasiun Jakarta Kota. Siang itu cukup terik, dengan barang bawaan banyak pasca meeting, tidak menurunkan semangat saya untuk tetap jalan. hehe.. Ini adalah perjalanan pertama saya menugnjungi Museum. Tak ada gambaran, seperti apa nikmatnya keliling Museum. Sempat kecewa karena Museum Fatahillah yang tutup karena renovasi, akhirnya kami memutuskan menuju Museum Seni Rupa dan Keramik, sayang kami tidak diperbolehkan mengabadikan gambar. Tetapi semua kekecewaan itu sedikit terbayar karena di Museum Seni Rupa dan Keramik sedang berlangsung Pameran Topeng Nusantara. Disinilah saya memahami, mengapa saya sepertinya harus sering mengunjungi Museum. Karena saya bukan siswa yang gemar pelajaran sejarah, Museum bisa jadi sarana untuk belajar. Saya lebih mudah mencerna dibanding harus mendengarkan guru berkoar-koar di kelas, sementara saya mengantuk di meja pojok kelas. :p

 

spot cantik di Museum Wayang

spot cantik di Museum Wayang

Lanjut ke Museum Wayang, sesuai namanya , disini saya dapat melihat koleksi berbagai macam Wayang. Wayang Nusantara maupun mancanegara.  2 Museum cukup menguras tenaga, kami putuskan menikmati es selendang mayang *saking haus, gak sempet difoto halaahh* sambil ngadem di depan Museum Wayang sambil berbincang dengan penyewa sepeda ontel. Ia menyarankan sore hari sempatkan menuju Jembatan Kota Intan dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Setelah menghabiskan es, perjalanan kami lanjutkan menuju Museum Bank Indonesia. Setelah melakukan pemeriksaan di pintu masuk, kami pun mulai menjelajah Museum BI. Untuk Museum semegah ini tidak dipungut biaya alias gratis. Happy banget deh kalau dapet gratisan. Interior bangunan klasik itu disulap sedemikian rupa, sangat menarik. Sayang, hari mulai sore, jam operasional museum hampir habis, kami tidak bisa menikmati semua fasilitas di Museum tersebut.

 

Museum BI

Museum BI

 

takjuubbbb

Interior Museum BI

 

saya menemukan harta karun :))

menemukan harta karun :))

 

sejarah logo Bank Indonesia

sejarah logo BI

Saya bertekad suatu hari akan kembali menyambangi kawasan ini dan akan eksplore semua Museum,karena ada beberapa Museum yang tak sempat saya sambangi seperti Museum Bank Mandiri, Museum Fatahillah,  termasuk kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa. lalu, siapakah yang bersedia menemani saya dalam perjalanan berikutnya??

 

Note :

* Semua Museum di kawasan ini TUTUP setiap hari Senin dan hari libur nasional

* Cirebon-Jakarta bisa ditempuh dengan KA Tegal Arum yang langsung turun di St. Jakarta Kota (Beos) dengan harga tiket Rp.25.000 

* Tiket masuk museum Keramik , Wayang Rp. 5.000 (Desember 2013) dan untuk Museum Bank Indonesia dan Bank Mandiri tidak dikenakan biaya alias gratis